Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2022

Menutup lalu Menetap

 Tahun ini, usia 24. Banyak kawan udah pada nikah. Kadang jengkel kalo ditanya kapan nyusul. Jengkel ke mereka-mereka yg nanya sekaligus ke diri sendiri. Mereka-mereka itu mana pernah ngerasain ga bisa move on. Mana mungkin mereka dengan goblok lewat depan rumah perempuan cinta pertamanya sambil berharap bisa ngeliat doi lagi walau sekilas?. Termakan novel Cinta Tak Pernah Tepat Waktu, aku diam-diam tak menginginkan cinta sejati. Tapi juga bukan cinta yang sesaat. Aku terjatuh di kenangan masa lalu cinta pertama tanpa berkeinginan melepas sakit. Kurasa, luka itu memang sembuh perlahan. Sialnya ia tak pernah benar-benar kering. Sesekali ada saja yg membuatnya kembali basah. Gobloknya, aku justru berlatih menikmati rasa pedih.  Bayangkan kalian sedang kangen seseorang yg kini tak terdengar kabarnya. Buncahan kerinduan meluap bersama rembesan air mata yg merambat malu-malu. Sementara langit-langit kamar menayangkan ingatan-ingatan tentangnya, seseorang yg berdiam di kepalamu mera...

Empat Catatan tentang Ra

Gambar
  Ra #1 Nakoa Watu Gong, 26 Mei 2021 Hari ini Pak Kodir ngajak ketemuan buat mbahas rancangan penelitian. Artinya, aku bisa ketemu Ra lagi. Sebelumnya, pas rapat koordinasi pertama (sekarang bisa kusimpulkan kala itu aku belum siap menghadapi dia secara langsung) caraku bersikap di hadapan dia terkesan kaku banget. Obrolan yg bisa kupantik cuma seputar formalitas penelitian aja. Aku juga ngga berani bersitatap sama dia. Yang paling kusesalkan adalah kegugupanku saat menimpali pembicaraannya. Kosa kata yg kupunya mendadak susut drastis akibat gemuruh aneh di dada ini ngga bisa kukontrol. heuheu. Maka, pada malam sebelum pertemuan hari ini, lebih dulu kutata niatku baik-baik. Kurasa kegugupanku tempo hari muncul lantaran sugesti diri bahwa yang di depanku ini adalah perempuan yg diam-diam kukagumi. Itu memunculkan debar-debar magis yg menggilas kesadaranku. Setiap suara yg melesat dari bibir tipisnya serupa sihir yg menghanyutkan daya pikir. Kepala ini acak adul.  Untungnya, per...